Wonogiri sejak Juni 2024 lalu telah memasuki musim kemarau. Diprediksi, awal Oktober baru mulai memasuki musim penghujan. BPBD Wonogiri telah memetakan daerah yang berpotensi terdampak kekeringan tahun ini.
Dilansir dari Radar Solo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Trias Budiono mengatakan, Pihaknya telah selesai memetakan wilayah rawan terdampak kekeringan sumber air baku sejak beberapa waktu lalu.
“Kami melakukan pemetaan dengan perhitungan kemungkinan terburuk, kemarau yang panjang,” ujar Trias, Kamis (25/7/2024).
Trias mengungkapkan pihaknya mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk, yaitu kemarau terjadi hingga akhir Oktober.
“Pengalaman tahun lalu kan mundur satu bulan,” imbuh Trias.
Dari data BPBD Wonogiri, terdapat 44 desa di 14 kecamatan sekabupaten Wonogiri yang berpotensi terdampak kekeringan. Jumlah jiwa yang berpotensi terdampak kekeringan sejumlah 27.409 orang.
Menurut Trias, potensi kekeringan di 44 desa pada 14 kecamatan itu dikarenakan sumber air baku terancam menyusut saat kemarau.
Upaya Pemkab Wonogiri dalam mengantisipasi kekeringan sudah dilakukan. Di antaranya dengan adanya pembangunan saluran PDAM yang memudahkan warga mendapatkan akses air bersih seperti di wilayah Kecamatan Paranggupito.
Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonogiri yang berpotensi terdampak kekeringan meliputi: (1) Pracimantoro:Wonodadi, (2) Paranggupito: Gunturharjo, Songbledek, (3) Giritontro: Jatirejo, Ngargoharjo, Tlogoharjo, Tlogosari, Bayemharjo, (4) Nguntoronadi: Kedungrejom, Wonoharjo, Kulurejo, Semin, Beji, (5) Eromoko: Ngunggahan, Baleharjo, Tegalharjo, Basuhan, Pucung, Tempurharjo, (6) Giriwoyo: Tirtosuworo, Girikikis, (7) Manyaran: Kepuhsari, Pijiharjo, (8) Wuryantoro: Mojopuro, Genukharjo, Pulutan Kulon, Mlopoharjo, (9) Baturetno: Boto, Setrorejo, Belikurip, (10) Tirtomoyo: Sidorejo, Ngarjosari, Hargantoro, (11) Karangtengah: Jeblogan, (12) Jatiroto: Guno, Brenggolo, Dawungan, (13) Wonogiri: Giriwono, (14) Selogiri: Gemantar, Jendi, Pare, Keloran, Pule, Singodutan.