Semarak peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia terasa berbeda di Dusun Banjaran, Desa Tempursari, Kecamatan Sidoharjo tahun ini. Warga setempat menggelar Festival Budaya Banjaran 2025, sebuah rangkaian acara penuh kreativitas yang berlangsung selama lima hari, mulai 14 hingga 18 Agustus 2025. Festival ini menampilkan berbagai lomba unik untuk anak-anak, ibu-ibu, hingga bapak-bapak, yang semuanya dikemas meriah dan sarat kekompakan. Hari pertama dibuka dengan “Arena Ceria Anak Banjaran” berisi ragam lomba tradisional seperti balap karung, makan kerupuk, hingga estafet tepung. Malam harinya, panggung hiburan diisi oleh para ibu-ibu yang menunjukkan kekompakan melalui lomba estafet tepung, engklek grup, hingga lomba kocak gendong suami.
Keesokan harinya, giliran para bapak tampil di “Gelanggang Gagah Bapak-Bapak Perkasa” dengan berbagai lomba yang tak kalah seru, seperti ngedot, makan pisang, hingga pukul paku. Tawa dan sorak warga mewarnai suasana setiap sesi perlombaan. Puncak kehebohan berlanjut pada Sabtu malam dengan Lomba Masak Tiwul. Tidak sekadar menampilkan citarasa khas panganan tradisional, peserta ditantang mengolah bahan misteri berupa burung merpati yang baru diumumkan 30 menit sebelum penilaian. Kreativitas dan kekompakan peserta menjadi tontonan menarik sebelum acara dilanjutkan dengan hujan doorprize untuk warga.
Namun, inti festival benar-benar mencapai klimaks pada Minggu (17/8) malam dalam Grand Final Pemilihan Mas & Mbak Banjaran. Tidak seperti kontes kecantikan pada umumnya, ajang ini diperuntukkan bagi pasangan dewasa dengan syarat usia minimal 40 tahun untuk perempuan dan 45 tahun untuk laki-laki. Para peserta tampil anggun dengan balutan busana adat Jawa. Kaum bapak mengenakan beskap, sementara ibu-ibu tampil menawan dengan konde khas. Di atas panggung, pasangan finalis tidak hanya menampilkan fashion walk show, tetapi juga menunjukkan wawasan, kekompakan, serta kreativitas dalam menjawab pertanyaan juri. Suasana menjadi semakin hangat ketika juri memberikan tantangan spontan yang menguji ketangguhan dan kecerdasan para pasangan.
“Pemilihan Mas & Mbak Banjaran ini bukan hanya tentang busana, tetapi juga menggali nilai budaya Jawa, kebersamaan, dan semangat gotong royong warga Banjaran,” ungkap Aprian Adi, salah satu panitia. Festival Budaya Banjaran resmi ditutup pada Senin (18/8) dengan kegiatan olahraga pagi, jalan sehat berhadiah, serta pesta belanja rakyat berupa bazar sembako murah. Rangkaian acara ini membuktikan bahwa Dusun Banjaran, Desa Tempursari, Kecamatan Sidoharjo mampu merawat tradisi sekaligus menghadirkan inovasi, menjadikan momen HUT RI sebagai perayaan penuh warna dan kebersamaan. RSy