Penampilan unik sekaligus memukau hadir dari grup rebana SD Negeri 3 Mojopuro yang mewakili Kontingen Jatiroto dalam Lomba MAPSI ke-26 tingkat Kabupaten Wonogiri. Ajang yang digelar pada Sabtu, 20 September 2025 di SMA Negeri 2 Wonogiri itu terasa semakin meriah dengan kehadiran Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, yang membuka acara secara langsung.
Untuk kali kedua, SD Negeri 3 Mojopuro tampil di cabang Lomba Seni Musik Rebana tingkat kabupaten. Grup yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, Muhamad Rizal Wahyudi, menampilkan sesuatu yang berbeda. Mereka menghadirkan properti berupa keranda jenazah yang jarang ditemui pada lomba rebana, sekaligus membalut musik rebana tradisional dengan sentuhan musik ala DJ dan sound horeg yang membuat penonton terperangah.
Formasi pemain yang solid pun memperkuat nuansa musikal yang dihadirkan. Tiara dan Fadil mengisi posisi vokal dengan harmonis. Bila menabuh Derbuka dengan mantap, sementara Amel, Amabel, dan Radit kompak memainkan rebana/saron. Sentuhan Dafa melalui keyboard menambah variasi, disusul Abhi pada Bas, Riko pada Ketipung, Keyla di Keplak/drum, dan Farel pada Tump. Semua bersatu dalam harmoni untuk membawakan dua lagu, “Hulafaurrosyidin” dan “Tiket Suargo.”
“Sejak awal kami sadar bahwa untuk bisa diperhitungkan di tingkat kabupaten, kami harus berani berbeda,” ujar Kepala Sekolah Muhamad Rizal Wahyudi. “Keranda jenazah yang kami tampilkan bukan sekadar properti, tapi juga simbol pengingat akan kematian dan pentingnya ibadah,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa persiapan dilakukan dengan penuh kesungguhan. “Kami berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak bisa tampil percaya diri dan total di panggung,” ucapnya. Tak hanya itu, peran para pelatih juga sangat menentukan. “Kami beruntung mendapat arahan dari pelatih rebana Imam Syafei, pelatih vokal Nindy, serta penata musik Kevin Elza Music yang memberikan sentuhan modern pada rebana,” jelasnya.
Kreativitas tanpa batas dari kepala sekolah dan guru SD Negeri 3 Mojopuro pun terbayar. Penampilan yang memadukan tradisi rebana dengan nuansa kontemporer ini sukses mengantarkan mereka masuk 6 besar cabang Lomba Seni Musik Rebana MAPSI ke-26. Sorak tepuk tangan penonton menjadi bukti bahwa keberanian mereka menghadirkan sesuatu yang berbeda mampu menarik perhatian. “Ini baru permulaan. Kami akan terus berinovasi agar SD Negeri 3 Mojopuro semakin dikenal dan diingat melalui karya seni musik rebana,” pungkas Kepala Sekolah penuh optimisme. RSy









