SD Negeri 1 Mojopuro kembali mencatatkan langkah inovatif dalam dunia pendidikan dengan meluncurkan program unggulan bertajuk Kebo Bule Unik, singkatan dari Kebon Budidaya Lele Ugi Hidroponik, pada Selasa, 14 Mei 2024. Inovasi ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan dasar di Wonogiri, khususnya dalam hal pembelajaran berbasis proyek dan pemanfaatan lingkungan sekolah secara kreatif.
Kegiatan peluncuran dihadiri oleh perwakilan dari Korwilcam Bidik Jatiroto, tokoh masyarakat, orang tua siswa, dan tentunya seluruh warga sekolah. Dalam sambutannya, Kepala SDN 1 Mojopuro, Dwi Hartanto menyampaikan bahwa inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap lahan sekolah yang gersang dan tumpukan galon bekas yang tidak termanfaatkan. “Lewat Kebo Bule Unik, kami ingin membuktikan bahwa dari barang bekas seperti galon plastik, kita bisa menciptakan kebun mini hidroponik dan kolam budidaya lele yang edukatif, produktif, dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Kebo Bule Unik memadukan teknik budidaya ikan lele menggunakan galon bekas dengan sistem tanam hidroponik untuk sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi. Integrasi ini menciptakan sistem sirkulasi yang saling menguntungkan, limbah ikan menjadi pupuk tanaman, sementara tanaman menyaring air kolam. Peluncuran ini turut dimeriahkan dengan panen perdana lele dan sayuran hasil dari uji coba beberapa minggu sebelumnya. Siswa juga tampil membawakan yel-yel bertema cinta lingkungan dan praktik langsung memberi pakan ikan.
Lebih dari sekadar taman, Kebo Bule Unik menjadi laboratorium hidup yang mengajarkan siswa tentang daur ulang, ketahanan pangan, kewirausahaan, dan cinta lingkungan sejak dini. Selain mendukung Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran kontekstual, inovasi ini juga mendorong sekolah untuk aktif dalam program Adiwiyata dan Sekolah Sehat. Inovasi ini mudah direplikasi, murah, dan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. Dengan mengusung kearifan lokal, SDN 1 Mojopuro membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana namun berdampak besar. Kebo Bule Unik bukan hanya menjawab tantangan global dan lokal, tetapi juga menegaskan bahwa sekolah adalah pusat perubahan yang hidup, hijau, dan membumi. RSy