Hasil uji laboratorium atas peristiwa puluhan siswa SDN 2 Jatiroto, Wonogiri yang diduga mengalami keracunan telah dirilis. Namun, hasil tersebut belum berhasil mengungkap penyebab pasti dari gejala keracunan yang dialami oleh para siswa. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Wonogiri, Satyawati Prawirohardjo, menyampaikan bahwa tidak ada temuan signifikan yang dapat mengidentifikasi penyebab keracunan tersebut. Menurut Satyawati, pihaknya mengalami kesulitan dalam menganalisis karena laporan terlambat. Selain itu, Dinkes tidak berhasil mendapatkan sampel sisa jajanan yang dikonsumsi oleh para siswa. “Kami hanya mendapatkan sampel muntahan, dan itu pun berasal dari hari kedua setelah kejadian, sehingga yang tersisa hanya cairan lambung,” ungkapnya pada Rabu, 21 Agustus 2024.
Seperti dilansir dari Jawa Pos Radar Solo, sampel muntahan tersebut tetap diperiksa, hasilnya tidak mengungkap adanya zat yang bisa menyebabkan keracunan. Karena itu, Dinkes tidak bisa menyimpulkan apa yang menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan pusing pada para siswa. Meskipun demikian, dugaan kuat tetap mengarah pada jajanan yang dikonsumsi oleh para siswa, meskipun tidak diketahui jenis jajanan yang menyebabkan hal itu karena tidak ada satu pun sampel yang bisa diperiksa. Satyawati juga memberikan beberapa rekomendasi kepada pihak sekolah dan Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan Jatiroto terkait untuk penanganan di masa depan. Salah satunya adalah pentingnya pelaporan cepat, kurang dari 24 jam setelah kejadian, agar dapat segera ditindaklanjuti. Selain itu, ia menekankan perlunya peningkatan kegiatan rutin inspeksi kesehatan lingkungan, terutama di tempat pengolahan pangan, oleh puskesmas setempat.
Terpisah, Kepala SDN 2 Jatiroto, Ria Sulistiyono menegaskan bahwa sekolah telah mengambil langkah cepat pasca dugaan keracunan. “Anak-anak mengalami pusing, mual, dan mutah pada Selasa sore dan malam, 6 Agustus 2024. Kami laporkan ke Korwilcam Bidik Jatiroto dan Puskesmas Jatiroto pada Rabu pagi, 7 Agustus 2024” terang Ria. Selain itu sekolah juga sudah mewajibkan para siswa untuk membawa bekal dan air minum mulai Kamis, 8 Agustus 2024. Pihak sekolah juga menyediakan air minum di setiap kelas. Sampai berita ini diturunkan belum ada satupun padagang yang menjual jajanannya di sekitar sekolah. “Kami akan membuat paguyuban pedagang. Setelah terbentuk kami akan undang Puskesmas Jatiroto dan Dinas Kesehatan Wonogiri untuk memberikan edukasi kepada mereka. Paguyuban pedagang ini akan memudahkan kami menyampaikan informasi dan memastikan jajanan yang dijual merupakan makanan sehat. Siswa kami juga telah mengikuti kegiatan pembelajaran, bahkan sudah ikut tampil di acara aubade tanggal 17 Agustus 2024. Kita sudah sehat kembali” tutup Ria.